Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Just Thinking #1

Sering saya berpikir, saat SMA dengan mudahnya dalam sehari menghafal halaman demi halaman bahkan hingga puluhan materi 1 subjek pelajaran dari sebuah buku catatan diantara hingar bingarnya alunan bebunyian alat-alat musik yang sedang dimainkan. Short term memory, mungkin begitulah saya menyebutnya. Ciri-cirinya cepat mengingat, tapi cepat pula untuk lupa. Anehnya, mengapa untuk UAS saya bisa melakukan semua hal itu, sedang untuk kalam Allah saya belum bisa apalagi maksimal dalam melakukannya? Nah loh, kebalik kan jadinya? Kalah telah ma anak kecil. #helanafas Bukanlah hal yang baru, bahwa ujian di saat lapang adalah saat kita memang tak bisa benar-benar membedakan, mana yang jauh lebih penting bagi kita di masa depan dari apa yang sekedar kita butuhkan untuk masa sekarang. Ketika lisan berselisih paham dengan respon tindakan. Ga akur gitu deh. "Yah, namanya juga manusia, sudah fitrah", begitu biasanya kita membuat alasan (excuse) di kepala kita.

Sang Pendosa : Kampung Halaman?

Wahai penduduk langit bumi dan seisinya, Aku hanya ingin bertanya… Kampung halaman ku itu syurga kan…? Lantas mengapa aku rela meretas jalan menuju neraka? TIdakkah aku rindu akan kampung halamanku? Apakah neraka adalah tempat yang begitu indah daripada taman syurga dan nikmatnya jauh melebihi keberlimpahan nikmat para penduduk syurga? Mungkinkah aku bosan? Ah, ingatpun tidak, bagaimana bisa terpikir dalam benakku bosan atas semua nikmat itu. Ataukah mungkin, Diriku saja yang belum terjaga? Aku merasa telah hidup, tapi ternyata hanya raga. Hatiku mati. Dan kupikir kau pun perlu tahu. Sungguh aku tak pernah mengerti… Jika memang sungguh syurga adalah kampung halamanku, Mengapa lebih sering diriku ini begitu rela dan mudahnya membiarkan langkah demi langkah menapaki jalan yang tidak seharusnya? Bahkan sudah teramat jelas Allah tunjukkan, ini bukanlah salah satu jalan menuju syurga, melainkan neraka. Entahlah. Sekalipun aku berkata cinta pada-Nya. Ternyata tindakanku menunjukkan seb

Segores Ragu

DIA yang pertemukan doa sebelum harap DIA yang pertemukan doa sebelum rupa DIA yang pertemukan doa sebelum cerita DIA yang bentangkan jalan di hadapan DIA yang bentangkan rahmat jauh melebihi batas pandang DIA yang bentangkan ampunan menembus batas usia Apakah layak bagi kita? Membiarkan keraguan merasuk dan menjangkiti diri barang sedikit saja? Untuk kemudian disimpan menjadi segores ragu akan ketentuan-Nya? Tanyalah pada hati. Jika kau tak kunjung temukan jawabannya, Atau ia menjadi bungkam dan tak bersuara, Mungkin... Ia membutuhkan penciptanya Ia membutuhkan sedikit curahan kasih dari-Nya Atau bahkan banyak? Entahlah. Namun, pastikan saja ia tak mati sebelum saatnya Jangan hentikan upaya, hingga ia kembali pada fungsinya Ya, sebagaimana seharusnya. Sebagaimana fitrahnya... (RF010414)

Tentang Kita

Ini bukan tentangku, tapi tentang kita. Saat ini, dahulu ataupun kelak di masa depan, sampai kapanpun ini adalah tentang kita. Bukan hanya aku, ini juga tentangmu, tentang dirinya pun juga mereka. Entah muda ataukah tua. Tak ada batas usia, jarak ataupun strata. Kita semua sama karena kita adalah satu kesatuan bu kan ? Adakah dirimu melihat? Gerak rodanya makin melamban seakan ingin berhenti. Adakah kita peduli? Bukankah kita ada barisan yang pernah memulai perjuangan ini? Maka sudah seharusnya kita pun bertanggung jawab atas apa yang telah kita mulai. Tak peduli kau libatkan hati atau bahkan tidak sama sekali pada setiap detik yang telah dilalui. Tahukah engkau? Aku begitu merindumu, jiwa-jiwa yang selama ini pernah membersamai dan menjadi satu. Dimanakah kalian berada saat ini? Jangan pernah berpikir, aku meminta kalian untuk kembali hadir menemani di sisi, sebab aku pun tidak seharusnya berdiam di titik ini dan menunggu engkau yang telah pergi. Dan aku pun takkan p

Sebelum Ajal Tiba

Jika ingin selamat dalam kehidupan dunia ini, jauhilah dosa, baik yang terang-terangan maupun yang tersamar. Janganlah beristighfar atas dosa tersebut, lalu kembali melakukannya. Perumpamaan orang yang banyak melakukan istighfar, tetapi masih mengulangi dosa-dosanya, seperti orang yang banyak minum obat, tetapi juga sering meminum racun. Nasihatilah dia dengan berkata,”Bisa jadi sebelum meminum obat, engkau sudah keburu mati lebih dahulu. Bisa jadi ajal datang setelah engkau berbuat dosa, padahal engkau belum sempat bertobat. Sehingga engkau pun mati dalam kondisi maksiat dan berdosa. Sungguh, ini adalah bahaya besar. Siapa pun yang enggan meninggalkan perbuatan terlarang, percuma ia melakukan kewajiban-kewajiban. Ibarat orang yang sakit, selama ia tidak menahan diri dari makanan yang dilarang dan tidak melakukan diet, percuma ia meminum obat. Ibarat orang yang membersihkan pakaiannya, sementara ia jatuhkan dirinya ke dalam kubangan lumpur. Mana mungkin pakaiannya bisa bers

Inspiring One

Prof. Ir. Achmad Subagio, M.Agr., Ph.D., Dosen Berprestasi Nasional yang Kini Menjadi Produser Grup Musik (Oleh : Khairunnisa Musari)   Sumber: www.unpad.ac.id   Pintar. Sederhana. Rendah hati. Santun. Shalih. Inspiratif. Mungkin itu keywords yang bisa digunakan untuk menggambarkan seorang Prof. Achmad Subagio dalam pandangan orang-orang yang pernah berinteraksi dengannya. Saya sudah pernah menyinggung keberadaan beliau pada artikel ‘Singkong, Salah Satu Solusi Ketahanan Pangan Bangsa’ . Kali ini, saya ingin menuliskan tentang beliau secara khusus… Tentu bukan tiba-tiba bila saya ingin menulis tentang beliau. Saya lupa kapan tepatnya, suami saya pernah bercerita tentang Pak Bagio yang seharusnya sudah layak menjadi profesor ketika usianya belum mencapai 40 tahun. Mungkin itulah pertama kali saya mendengar tentangnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah media lokal yang menjadi jaringan Jawa Pos menulis khus

Heart Beat

Simfoni dari nada2 yang terangkai satu mnjadikanx sbuah bentuk ekspresi seni yg indah. Ah, siapa dr kita yg tak pernah mndengarkn lantunan indah tsb dlm sebuah lagu? Suatu bentuk cara komunikasi yang mampu menyampaikan pesan ke hati setiap manusia. Namun, adakah diantara kita tahu musik paling indah di dunia? yg paling membahagiakan hati sebab teriring berjuta syukur atas nikmat ilahi. Apakah itu lantunan kalam ilahi? Memanglah sangat tak terkira indahnya pun juga menentramkan, tapi bukan itu yg dimaksud. Apakah itu lantunan musik positf? Memang indah, tapi itu juga bukan. Apakah itu lantunan musik alami dari hewan2 di alam bebas? bukan, bukan itu. Lantas apa? Ini hal yg sederhana. Jauh lebih sdrhana. Yg akan sngat kita syukuri jika kita msih bisa mendengarnya. Mengingatkn kt akn nikmat Tuhan yg mngkin selama ini telah kita dustakan tanpa kita sadari. 31 KALI. Allah mengingatkan kita dgn firman-Nya dlm surat ke 55, "Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang

Munajat Sang "PENDOSA"

Allah yg menggerakkan hati ini, Allah yg menggerakkan tangan ini, Allah yg menggerakkan mata ini, Allah yg menuntun akal ini, Memaknai apa yg dilihat, Memahami apa yg dibaca, Menyadari apa yg dilakukan Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam Atas segala tanda kebesaran yg Engkau siratkan Atas segala aib yg tak Engkau perlihatkan Atas segala rahmat dan nikmat yg Engkau limpahkan Atas luasnya ampunan yg Engkau berikan Jauhkanlah kami semua, Dari sifat & penyakit hati penyebab murka-Mu Dari kuasa nafsu yg membuncah Dari langkah dan godaan syetan terkutuk Kami memohon pada-Mu perlindungan, Untuk senantiasa melangkah di jalan-Mu, Kami memohon pada-Mu kekuatan, Untuk bertahan hingga penghujung usia, Hingga tiba saat kami akhiri penantian ini, Dan layak tuk menghadap-Mu, di jannah… Sembah sujud penuh rindu dari kami, Sang “PENDOSA”

Mungkin Saja

Bukan hanya mereka, Bukan hanya dirimu atau dirinya Bahkan bila pertanyaan itu ditujukan padaku pun, Aku kan bilang bahwa aku CINTA. Ya, aku CINTA pada-Nya Betapa ingin rasa ini mngucapkannya hingga lisan tak mampu lagi terucap Namun tetap saja, masih ada yg janggal, Seperti ada yang belum banyak berubah Biang dari segala resah dan gelisah Bila CINTA itu memperhatikan Sudahkah seluruh perhatian telah tertuju pada-Nya? Bila CINTA itu menumbuhkan Sudahkah cinta pada-Nya bertumbuh seiring waktu? Bila CINTA itu merawat Sudahkah hati mnjadi lahan subur & tak gersang? Bila CINTA itu melindungi Sudahkah setiap amalan mnjadi pencegah kemungkaran? Dirimulah, yg paling tahu, Bagaimana hati mnjawab seluruh tanya Bila diri tak acuh, Mungkin saja tak ada cinta dlm hati Bila hati berkata sudah, Mungkin saja cinta itu kan berhenti brtumbuh sebab diri terlanjur puas akan kesucian diri Bila hati berkata belum, Mungkin saja terselip harapan akan proses perubahan tuk membuk

Pemilik Hati

Diri inilah yang paling bertanggungjawab atas rasa yang menghias hari. Siapalah yang tak mengetahui bhwa semua rasa itu semata adalah anugerah-Nya. Namun 1 hal tak terlupa, tetaplah kau yang memilih. Ingin bersahabat baik degannya untuk jalani hari ataukah meninggalkannya karena tak membuat cintamu pada-Nya bertmbuh. Kaulah yang brtanggungjawab, kepada siapa hati akan kau serahkan. Pada Allah semata ataukah ada yang lebih pantas daripada-Nya? Seringkali untai kata menguap hilang tak bermakna, lisan mampu berkata CINTA, namun tindak tak kunjung mengungkap CINTA. Ketika petang telah berganti pagi, kau pun harus memilih, sekali lagi, kepada siapa hati akan kau beri? Akankah kau beri pada Sang Pemilik Hati? Tiada yg tahu, apakah esok kau masih akan memilih ataukah ini yg terakhir kali... Selamat pagi dan selamat meraih mimpi hari ini :)

Satu

Satu yg belum menyatu, Satu yg belum bersatu Satu yg diam terpaku, Satu yg masih berpangku Itukah kita? benarkah kita adalah satu? Faktanya nian kelabu, segalanya beradu namun tak padu… Rindu akan kita bersatu, Melalui waktu demi waktu, Berbekal harapan, wujudkan impan mengukir sejarah baru Penuh khidmat dalam bahagia dan haru Inilah sebuah catatan ekspresi kalbu, Dari satu dan untuk satu Satu Tuhanku, Allah Ta’ala Satu Bangsaku, Indonesia #RF230114

Morning Note #7 : Entah

Entah apakah telah kau sadari, Ataukah cukup kau ketahui? Bukan untuk kau mengerti, resapi dalam hati Menempuh jalan ini mmbutuhkan totalitas diri Berawal dari sebuah komitmen yg tinggi Berlandaskan cinta yg hakiki, cinta pada illahi Entah apakah telah kau sadari, Ataukah cukup kau ketahui? Bukan untuk kau renungi, tegaskan pada hati Pilihan ini adalah pilihan yg begitu berarti Tak sembarang orang mampu memantaskan diri Melakukan investasi dan menjalankan konsekuensi Entahlah, sungguh diri ini tak mengerti Rasanya terlalu dini untuk berpuas diri Ketika lisan tak diiringi dengan aksi Indah kata menjadi tak bernilai, tanpa arti Semudah itukah kau menyerah wahai diri? Peluh dan kesah kau nikmati Banyak berhenti ketika letih menghampiri Padahal kau masih mampu berdiri Tenggelam dan terbuai dalam nikmat duniawi Bangkit, bangkitlah kembali!! Jangan lemah. Jangan cengeng. Bergegaslah dalam aksi!! Genggam erat mimpi, bawalah terbang ke langit tertinggi!! Dan jan